Tags

, ,

Dulu, ketika saya masih belum terpikir untuk menikah, saat seragam saya masih putih abu-abu, ibu saya pernah menyinggung soal kemandirian hidup. Dia berpesan agar kelak saya selalu mandiri, setidaknya secara finansial, meskipun sudah menikah.

Saya memang perempuan, dan seharusnya menjadi tanggungan lelaki yang menikahi saya. Tapi sejak awal saya belum bisa meninggalkan pekerjaan yang sedang digeluti. Setidaknya untuk saat ini memang belum siap. Keputusan ini atas seizin suami tentunya.

Bukannya enggan mengurus rumah tangga, tapi ini adalah salah satu cara menjaga kemandirian. Menurut saya, meski sudah menikah, jangan sampai benar-benar kehilangan kemandirian.

Beberapa teman yang memilih hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan kemudian bercerai dari suaminya atau suaminya meninggal, sangat kerepotan mengurus finansial keluarga. Ini antara lain alasan yang membuat saya enggan kehilangan kemandirian secara finansial.

“Tolong kalau ada lowongan ya. Aku sekarang jualan apa saja. Kerupuk, jaket, baju, tas,” ucap teman saya yang sedang dalam proses bercerai.

Sedih sekali mendengarnya. Dulu dia memilih meninggalkan pekerjaan demi bisa all out mengurus keluarga. Eh tapi sekarang malah bercerai dan membuat dirinya jadi kerepotan secara finansial. Tega banget!

Kadang saya jadi berpikir kemandirian istri sebenarnya bisa menjadi posisi tawar juga dalam keluarga. Karena tidak terlalu tergantung pada suami, jadi suami tidak akan semena-mena pada istrinya. Justru keduanya akan bahu-membahu. Tapi tidak semua suami begitu. Ada juga yang beruntung karena menjadi istri dari pria yang super baik. Pria yang tidak perhitungan, penuh tanggung jawab, sehingga sama sekali tidak perlu ada posisi tawar dalam rumah tangganya. Suami yang dengan semangat 45dan tulus  membanting tulang demi keluarganya.

Beberapa kasus ada juga istri yang terlalu mandiri, Biasanya karena dia memiliki pendapatan yang cukup besar atau bahkan lebih besar dari suaminya. Konon uang suami adalah uang istri, tapi uang istri ya uang istri sendiri. maka istri bisa membeli aneka barang ini dan itu dengan bebas. Kadang suami jadi susah ‘mengendalikan’.

Apakah kemandirian berbanding lurus dengan kepenurutan? Bisa ya dan bisa juga tidak. Masing-masing orang memiliki karakter. Jangan asal men-judge seseorang penurut atau tidak. Tapi lihat juga apa hal apa yang harus dituruti dan tidak. Terkadang ada orang yang dengan mudah mengambil kesimpulan dari penghubungan premis-premis yang tidak tepat. Hingga hasilnya yang didapat adalah sesat pikir.