Suatu kali kantor saya kedatangan tamu, tim dari sebuah rumah sakit di Tangerang. Salah satu timnya adalah seorang dokter spesialis saraf. Dalam diskusi, ada satu kutipan dia yang menarik: Perempuan memang didesain kuat.
Menurut dokter tersebut, perempuan didesain kuat karena di dunia ini peran ibu sangatlah besar dalam perkembangan suatu makhluk. Jika tidak kuat, mustahil perempuan bisa melakukan banyak pekerjaan di satu waktu.
Perempuan memang harus kuat. Siapa tahu dia sedang pusing luar biasa dan belum makan dari pagi, tapi harus membersihkan rumah di siang hari. Lalu sembari menggendong anaknya harus menaiki tangga beberapa kali sambil mengangkut tumpukan buku. Kalau tidak kuat, seorang ibu tidak akan bisa melakukannya.
Perempuan memang harus kuat. Siapa tahu dia harus pergi bekerja namun harus pula bergegas menyediakan makanan untuk keluarganya. Di tengah kerja mungkin juga pikirannya tidak tenang karena memikirkan anaknya yang sedang sakit di rumah. Belum lagi ada kewajiban tugas yang diemban.
Perempuan memang harus kuat. Saat hamil, mungkin saja dia harus tetap bekerja keras. Harus berangkat pagi dan pulang malam. Harus menyelesaikan tanggung jawab di beberapa tempat. Lalu pulang tergesa untuk segera hadir di tengah keluarganya.
Perempuan memang harus kuat. Lihat ibu-ibu menyusui yang bekerja? Mereka membawa tambahan ‘gembolan’ blue ice dan beberapa botol ASI. Alhasil tasnya menggelembung. Belum lagi perlengkapan kerja yang harus dibawa. Lalu diburu waktu untuk kerja dan keluarganya.
Tapi kadang terlalu kuat mungkin tidak menguntungkan. Seorang selebriti Tanah Air menuturkan pasangannya adalah wanita yang kuat dan cowok banget. Itu mungkin menjadikannya tidak nyaman karena seperti hidup dengan ‘laki-laki’. Lalu di suatu waktu ketika bertemu perempuan yang terlihat lemah, dia merasa ingin melindungi.
Tapi menurut saya, sekuat apapun perempuan tetap membutuhkan dukungan dari pasangannya. Karena merasa istrinya kuat jangan lalu dibiarkan begitu saja menghadapi hujan badai di luar. Semakin sering dibiarkan menghadapi hujan badai sendiri di luar, kekuatannya akan semakin ‘terasah’. Tidak hanya fisik tapi juga mental.
Ya, sekuat apapun Sailor Moon, tetap butuh Tuksedo Bertopeng. Memberinya lengan untuk membuatnya tetap tegak berdiri atau saat air mata sang Sailor Moon berderai.
Corat-coret 