Tags

, ,

Misi menemukan karakter moral ibu profesional/ Foto: David Travis dari Unsplash

Menemukan karakter moral Ibu Profesional dalam diri kurasa penting sekali. Setelah mencari dan menemukannya, kita akan memiliki tambahan amunisi dalam menjalani hidup yang penuh dengan berbagai tantangan.

Ya, hidup terkadang tidak seideal yang dibayangkan. Dulu, sebelum menikah membayangkan diri ini bisa bekerja di rumah sambil membersamai anak. Setiap hari akan menghadirkan hidangan-hidangan enak penuh gizi. Tak lupa, anak akan selalu diberi aktivitas yang baik untuk tumbuh kembangnya. Meski begitu, rumah tetap rapi dan teratur. Diri ini pun tetap produktif secara finansial,serta bisa melakukan aktualisasi diri.

Nyatanya dunia nyata tak seindah yang dibayangkan. Produktif secara finansial tidak dibarengi dengan keinginan lain yang telah lama dicanangkan. Setelah menikah, aku masih bekerja kantoran. Pekerjaanku menuntut pikiran dan waktu yang banyak. Saat di rumah sering kali masih tetap memikirkan urusan pekerjaan. Padahal pekerjaan domestik serta anak dan suami yang butuh perhatian masih menunggu. Hal-hal itu sering kali membuatku tidak sabaran dan mudah tertekan.

Misi menemukan karakter moral ibu profesional/ Foto: Photo George Pagan III dari Unsplash

Kini, aku tidak lagi kerja kantoran. Ya, aku memutuskan resign. Keinginan yang dulu dirajut sebelum menikah perlahan mulai bisa kuwujudkan. Aku yang semula tidak bisa memasak, mulai belajar memasak aneka makanan. Kegiatan bermain sambil belajar untuk anak pun mulai lebih teratur dijadwalkan.

Namun, aku sering terjebak pada keinginan untuk melakukan banyak hal. Bagiku dengan melakukan banyak hal, artinya aku akan belajar banyak hal pula. Aku menjalani pekerjaan sebagai penulis lepas dan penulis buku.

Aku juga tengah membesarkan website parenting yang dikelola bersama suami. Namun, makin ke sini kami mengubah langkah. Web tersebut akhirnya diperlakukan sebagai blog.

Berbagai kegiatan menulis bareng dan belajar online aku ikuti. Termasuk juga melanjutkan kegiatan berjualan online yang sudah beberapa waktu dijalani, namun sepertinya kurang serius.

Misi menemukan karakter moral ibu profesional/ Foto: Toa Heftiba dari Unsplash

Lelah? Terus terang, iya. Energiku jadi mudah habis. Pikiranku sepertinya terus bekerja tanpa henti. Apalagi saat ini hadir bayi kecil di tengah keluarga kami yang sudah pasti butuh perhatian. Terkadang kelelahan itu membuatku jadi sosok yang tidak sabaran lagi. Ya ampun, padahal aku mundur dari pekerjaan, meninggalkan posisi dan gaji yang sangat lumayan, semua itu demi keluarga.

Namun, menjalani hari bersama Ibu Profesional, di mana ada kisah, masukan, dan misi yang harus dijalani membuatku banyak merenung. Apalagi misi-misi sepertinya dihadirkan agar para perempuan mampu menyelami dirinya sendiri, mengenal dirinya lebih utuh.

I Know I Can be Better. Inilah salah satu karakter moral Ibu Profesional yang jadi kekuatan. Ketika aku jadi pribadi yang lebih baik, maka hal yang sama akan terjadi pada keluargaku. Bukankah aku yang mendidik anak-anak? Bukankah aku turut memastikan akan bagaimana keluarga ini dibangun?

Misi menemukan karakter moral ibu profesional

Aku bukanlah perempuan super yang bisa melakukan banyak hal dan mempelajari banyak hal di waktu yang berdekatan. Alih-alih meminum semua air dari gelas yang tersedia sampai muntah, aku lebih baik memilih minuman kesukaan saja. Minuman yang tidak sekadar memuaskan dahaga, tapi juga turut memperkuat pondasi yang telah dibangun.

Ternyata untuk menjadi lebih baik itu bukan yang bisa semua hal, tetapi fokus dan komit pada hal-hal yang menjadi tujuan.

Untukku pribadi, agar tidak kelelahan dan kehilangan kesabaran dalam menjalani peran yang saat ini diiemban, maka ada hal-hal yang mulai kulakukan:

  1. Menentukan prioritas
    Prioritas saat ini adalah membersamai anak, sehingga jangan sampai kegiatan yang lain malah membuatku abai pada mereka. Prioritas selanjutnya adalah kebutuhan aktualisasi diri sekaligus mengais sedikit rupiah melalui kegiatan menulis. Dengan demikian, kegiatan di luar itu harus dikurangi porsinya.
  2. Memperbaiki manajemen waktu
    Melakukan semua sendiri memang tidak mudah. Untunglah suami masih mau membantu melakukan pekerjaan domestik, meski tidak banyak. Untuk itu, harus ada waktu yang ajeg untuk bermain dan belajar bersama si sulung. Selanjutnya, ada waktu khusus untuk menulis setiap hari yang tidak mengganggu kegiatan lainnya.
  3. Memperbaiki komunikasi dengan suami
    Bagaimanapun suami adalah support system-ku dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Ketika kesabaran dirasa akan habis lantaran anak berulah, maka saatnya minta tolong pada suami untuk mengambil peran. Jika dulu menganggap suami harus peka pada kode-kode, maka kini harus lebih diperbaiki komunikasinya. Suami bukanlah pembaca kode. Dia juga bukan cenayang yang bisa membaca hati dan pikiran.
Misi menemukan karakter moral ibu profesional/ Foto: Bud Helisson dari Unsplash

Oh ya, bicara tentang karakter moral Ibu Profesional, tidak hanya I Know I Can be Better. Ada beberapa lainnya, nah ini dia selengkapnya:

  • Never Stopped Running The Mission Alive
  • Don’t Teach Me I Love to learn
  • I Know I Can be Better
  • Always On Time
  • Sharing is Caring

Alhamdulillah bersama Institut Ibu Profesional, aku semakin termotivasi untuk lebih baik dan tetap istiqomah. Bismillah.

#navigasidan beraksi #matrikulasibatch8 #institutibuprofesional #belajardarirumah